Data Artikel

It’s Pablomonium! A Bonanza of Major Picasso Shows Will Hit Dozens of Museums in 2023 to Mark 50 Years Since the Artist’s Passing

Institusi mulai dari Centre Pompidou hingga Mint Museum di North Carolina berpartisipasi.

Vittoria Benzine, 12 September 2022

Pablo Picasso di studionya di Paris. Foto: Bettmann / Kontributor, milik Getty Images.

 

 

8 April 2023, akan menandai peringatan 50 tahun kematian Pablo Picasso, dan untuk merayakan warisan seniman yang tak tertandingi, museum di seluruh dunia mengadakan pertunjukan besar-besaran.

Sebuah komisi yang diselenggarakan oleh pemerintah Prancis dan Spanyol telah mengoordinasikan 42 pameran di lembaga-lembaga top Eropa dan Amerika, dari Centre Pompidou hingga Museum Mint di Carolina Utara, semuanya di bawah bendera “Perayaan Picasso 1973-2023”.

Upaya tersebut “bertujuan untuk menyoroti karier seorang seniman Eropa yang pada dasarnya, dengan pengetahuan mendalam tentang warisan dan prinsip-prinsip tradisi, serta pemahaman tentang klasisisme sebagai nilai etis dan isu-isu modern dalam seni, telah diproyeksikan ke seluruh dunia. simbol universal dunia,” bunyi pernyataan dari komisi.

Menteri kebudayaan dari Prancis dan Spanyol keduanya muncul di depan lukisan Picasso Guernica di Museum Reina Sofía Madrid hari ini untuk konferensi pers untuk memulai perayaan (meskipun pameran pertama, di Kunstmuseum Basel, dibuka Juni lalu).

Fundación Mapfre akan membuka pertunjukan berikutnya, di Madrid, pada 23 September 2022. Secara total, perayaan tersebut akan mencakup 16 pameran di Spanyol, 12 di Prancis, tujuh di AS, dan tujuh lainnya antara Jerman, Swiss, Monako, Rumania, dan Belgia. Pesta akan diadakan di sisi Atlantik ini pada tanggal 20 Oktober 2022, saat Museum Seni Metropolitan membuka “Cubisme et la tradition du trompe-l’œil”.

 

The Met juga akan menjadi tuan rumah acara Picasso kedua berjudul “Les peintures pour Hamilton Easter Field”, dibuka satu tahun dari hari ini.

 

Guernica

The tapestry of Pablo Picasso’s Guernica rehung outside the United Nations Security Council Chamber. Courtesy of the United Nations.

 

Banyak pertunjukan akan menampilkan penyelaman mendalam ke aspek karir Picasso yang terlupakan, mulai dari teknik hingga narasi pribadi. Pertunjukan pertama The Met, misalnya, “akan menawarkan pandangan baru yang radikal tentang Kubisme dengan menunjukkan keterlibatannya dengan tradisi kuno lukisan trompe l’oeil.”

Guggenheim akan membuka “Young Picasso in Paris” pada 12 Mei 2023, berpusat di sekitar Le Moulin de la Galette karya Picasso. Ini akan mengeksplorasi transformasi yang dipicu oleh ziarah pertama Picasso di Paris sambil mendemonstrasikan “latihan cerdas dalam studi karakter”, kata sebuah pernyataan.

Orang lain akan membawa praktik Picasso ke zaman sekarang, bahkan menantang warisannya dalam konteks budaya saat ini. Pada bulan Juni 2023, Museum Brooklyn akan membuka pertunjukan yang dikuratori oleh komedian Australia Hannah Gadsby bersama Lisa Small dan Catherine Morris yang menampilkan “evaluasi ulang praktik dan penerimaan Picasso melalui lensa feminis”.

Setiap institusi yang berpartisipasi dalam “Picasso Celebration” akan mendistribusikan “kapsul” video untuk setiap pameran, yang disiarkan dalam bahasa Prancis, Spanyol, dan Inggris. Tahun depan juga akan melihat pembukaan Pusat Studi Picasso baru di Musée National Picasso-Paris, menggunakan arsip institusi untuk membuat pusat penelitian, portal digital, dan “ruang istimewa untuk pertukaran ilmiah dan karya peneliti dari seluruh dunia. Dunia.”

Basuki Abdullah

Basuki Abdullah

 

Basoeki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 25 Januari 1915 – meninggal 5 November 1993 pada umur 78 tahun, dia merupakan salah satu pelukis maestro yang dimiliki Indonesia.Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana negara dan kepresidenan Indonesia, karyanya juga koleksi oleh para kolektor dari berbagai penjuru dunia.

Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, Abdullah Suryo Subroto, yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun Basoeki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.

Pendidikan formal Basoeki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basoeki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda, dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).

Pada masa Pemerintahan Jepang, Basoeki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan Poetra ini Basoeki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-muridnya antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini (pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basoeki Abdullah juga aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basoeki Resobawo.

Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang sampai sekarang belum jelas apa yang melatar belakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda Amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basoeki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang, sejak itu pula dunia mulai mengenal Basoeki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basoeki Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis kelas Dunia.

Basoeki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya.

Basoeki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok – Thailand, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang pernah disinggahi untuk pameran karya lukisanya. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand, dan sejak tahun 1974 Basoeki Abdullah menetap di Jakarta, diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka.