• Login
  • Newsletter
SICA
  • About
  • Artists
  • Articles
  • Exhibitions
  • Stock Room
  • Store
  • Channel
  • Contact
  • Search

Ipeh Nur , Mas aku pulang dari Romusha, Drawing pen di ataskertas, 50cm x 35cm, 2019

April 10, 2019/by Sistem SICA

Share this entry
  • Share on Facebook
  • Share on Twitter
  • Share on Google+
https://sica.asia/wp-content/uploads/2020/06/LOGO_BARU_SICA.jpg 0 0 Sistem SICA https://sica.asia/wp-content/uploads/2020/06/LOGO_BARU_SICA.jpg Sistem SICA2019-04-10 10:09:262019-04-10 10:09:26Ipeh Nur , Mas aku pulang dari Romusha, Drawing pen di ataskertas, 50cm x 35cm, 2019

Category

  • Arists Talk
  • Curatorial
  • Essay
  • Information
  • Opinion

Lastest Articles

  • Pesan Baru Akhir TahunFebruari 21, 2021 - 2:51 am

    Seni Preeet menyajikan Mural, Grafity, Colagge, Instalasi, performance art.  Karya seni yang tidak diseriusi tapi berpikir serius. Seperti bermain menciptakan aturan mainnya sendiri. Inti dari pesan Seni Preeet tetap konsisten saja. Pesannya bersifat mengingatkan yang ditujukan untuk diri sendiri. Meskipun sesungguhnya sebuah pesan itu juga berlaku umum. Seperti undang-undang Preeet berkata: “Kita tidak pikir apa yang orang pikir, kita berpikir apa yang kita masalahkan.” 

  • Basuki AbdullahNovember 24, 2020 - 4:33 am

    Basuki Abdullah   Basoeki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 25 Januari 1915 – meninggal 5 November 1993 pada umur 78 tahun, dia merupakan salah satu pelukis maestro yang dimiliki Indonesia.Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana negara dan kepresidenan Indonesia, […]

  • FREEDOMEAgustus 16, 2020 - 4:13 am

    Mendekati hari kemerdekaan Republik Indonesi ke 75 pertemuan tidak sengaja membicarakan masalah kemerdekaan, seni rupa dan project seni Preeet. Bagaimana rasa nasionalisme itu terbangun dan dibangun dari berkumpul tidak sengaja. Berbicara masalah perjuangan melawan penjajah, melawan kolonialisme, kapitalisme, dan masalah oligarki, sampai pada pasar seni rupa. Quo Vadis Seni Preeet?

  • Sanento YulimanMemperkatakan Sanento YulimanJuli 5, 2020 - 4:31 am

    Memperkatakan Sanento Yuliman (1) Oleh WAHYUDIN   Tiga puluh dua tahun lalu—pada kapan yang tak diterangkannya—Sanento Yuliman bertandang ke Taman Ismail Marzuki, Jakarta, untuk menilik Pameran Peringatan Trisno Sumardjo (1916-1969), kritikus seni rupa, sastrawan, dan ketua pertama Dewan Kesenian Jakarta (1968-1969). Apa yang disaksikan doktor seni rupa dari Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, […]

  • buku tentang lukisan palsuPPSI Melacak Lukisan PalsuJuni 27, 2020 - 4:10 pm

    PPSI Melacak Lukisan Palsu  Oleh WAHYUDIN   Pada Senin, 29 Oktober 2018—ketika buku Melacak Lukisan Palsu terbit dan beredar di jaringan toko buku Gramedia seluruh Indonesia—Oei Hong Djien (OHD) tengah berada di Belanda. Saya mengetahuinya dari status-status di Facebook OHD. Di Negeri Kincir Angin itu, OHD memanjakan matanya sepanjang hari di Frans Hals Museum dan […]

© 2017 SICA | Sicincin Indonesian Art Contemporary. All rights reserved
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram
Scroll to top