
Pameran Taman Rasa
Pameran Tunggal Taman Rasa
Arsiran
BILA handai tolan mengikuti keseharian pelukis Jumaldi Alfi seminggu saja, maka tiada mudah
untuk meringkusnya ke dalam satu gerak-gerik belaka. Ia lebih mudah terlihat di mana-mana
daripada bersitumpu pada satu sudut. Di dunia kita yang terlanjur terbagi menjadi ruangruang yang gemar menciptakan garis tebal, ia justru santai berkeliaran dari satu tempat ke
tempat lain, khususnya ruang-ruang sosial yang tak sekali dua kali dalam pandangan umum
dianggap berbeda nilai. Tidak sebatas keasyikan berpindah-tualang atau semacam lompat
pagar belaka. Semua itu dijalaninya bolak-balik sebagai keseharian dengan intensitas yang
lebih-kurang sama. Pada diri sang pelukis, setiap tempat itu saling membayangi satu sama
lain, dalam berbagai irisan, sebagai suatu ‘arsiran sosial’.